MANULA YANG MENUA BERSAMA BAHASANYA

oleh: Arila Kasipahu

Kehidupan modernpun tak lagi jadi masalah untuk kaum manula, beberapa perkembangan zaman begitu saja diterima dan dijalani, termasuk didalamnya budaya-budaya baru yang tidak mereka dapatkan pada zamannya.
Berbeda dengan manula yang agak canggung dalam proses asimilasi dengan hal baru, para remaja yang baru melewati umur 10 tahun sudah bereksplorasi dengan hal baru yang mereka bikin atas dasar status sosial dan status diri dalam suatu kelompok. Pengakuan-pengakuan untuk dirinya membuat remaja memiliki motivasi untuk menciptakan hal baru, termasuk di dalamnya adalah bahasa baru.
Penggunaan bahasa sekarang ini memang sudah tidak diatur oleh suatu alat atau kaum, seperti pada masa kolonial Belanda ataupun rezim Orde Baru yang keduanya mengukung imajinasi dan kekreativan masyarakat. Pada masa kini, Kamus Besar Bahasa Indonsesia hanya dijadikan pajangan perpustakaan dan pajangan rak buku di setiap rumah. Fungsi KBBI hanya digunakan pada saat atau suatu forum formal atau suatu forum yang memiliki peserta didik.
”Berbeda zaman tetapi sama rasa”, satu kalimat ini mungkin bisa mewakili kondisi budaya pada Indonesia sekarang ini, perbedaan jarak zaman yang membuat segala sesuatu harus diikuti oleh alumni zaman dahulu. Segala dipaksa dan dituntut agar ikut berarus dalam arah yang yang setir oleh beberapa orang atas.
Kondisi sosial yang membuat kedua pihak (manula dengan remaja) terpaksa berada dalam posisi dialektika. Satu pihak harus mengalah atau pun keduanya? Pertanyaan ini tampaknya bisa dijawab dengan “yang tua harus mengalah”. Sebenarnya itu bukanlah jawaban, melainkan simpulan dari realitas sosial masa kini, dimana para remaja tidak bisa dibendung karena pergaulan sosial.
Pergaulan sosial ini sangat mempengaruhi perkambangan dara imajinasi remaja, salah satu yang paling fenomenal adalah hadirnya drama, film, senetron yang bergenre romantis. Mudahnya mengakses visual budaya luar membuat kalangan remaja semakin menggebrakan imajinasi sebebas-bebasnya. Sebab masalah asmara dan percintaan yang terkandung dalam romantisme merupakan suatu hal yang lumrah dan berkembang dalam kalangan remaja.
Hal tersebut diatas melahirkan bahasa-bahsa baru yang digunakan pada kalangan tertentu dan menyebar ke kalangan banyak termasuk manula. Ini memaksakan manula untuk ikut juga terlibat, bahasa yang dahulu sering dipakai kian waktu kian memudar.

Sangat memprihatinkan memang bila kita berada dalam satu titik untuk mengamati kejadian-kejadia demikian. Kekejaman zaman yang dibuat untuk mematikan etika dan sikap santun terhadap satu kalangan ke kalangan lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH DRAMA

Makalah Penalaran

Rahasia Angka dalam Al Quran