KONSEP ONTOLOGI NATURALISME
KONSEP ONTOLOGI NATURALISME
Dosen
Pembimbing : Irma Surayya Hanum, S.s, M.Pd
Disusun
oleh :
Kelompok
V
1. Ari wibowo
2. Ainun
Mawardiani
3. Ardiyani
4. Oriza
P
5. Tri
P
SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS
ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
SAMARINDA
2014
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat rahmat daan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul konsep ontology naturalisme .
Melalui tinjauan filsofis dan historis, kebebasan berfikir
erat kaitan nya dengan eksistensi
kebudayaan dimana manusia tidak akan terlepas darinya. Oleh karena itu,
dalam kebebasan berfikir guna melakukan pengembangan keilmuan dan teknologi,
implementasinya tetap diperlukan sebuah etika.Etika yang dimaksud adalah sikap
rendah hati dari batin dengan adanya egiosme sempit yang hanya mementingkan
diri sendiri. Terbuka terhadap adanya kebenaran lain, mau mendengarkan dan
mempertimbangkannya, serta bersedia menerima pendapat yang baik. Dengan etika
demikian pemikiran nya akan lebih terjaga dari kekeliruan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Kami berharap semoga
makalah ini dapat berguna bagi kemajuan
dalambidang pendidikan dan menambah pengetahuan serta dapat meningkatkan iman
dan taqwa kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kami mengharapkan kiranya makalah ini
dapat brmanfaat bagi seluruh pembaca dan seluruh mahasiswa fakultas ilmu budaya
sastra Indonesia.
Samarinda, 24 September 2014
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar …………………………………………………………………………….
i
Daftar isi …………………………………………………………………………….
1
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar
belakang masalah……………………………………………………………. 2
2.
Rumusan
masalah…………………………………………………………………….. 2
3.
Tujuan………………………………………………………………………………………..
2
BAB II PEMBAHASAN
1.
Sejarah
Ontology………………………………………………………………………. 3
2.
Aliran
ontology………………………………………………………………………….. 4
3.
Manfaat
ontology……………………………………………………………………… 6
BAB III ANALISIS ONTOLOGI NATURALISME
1.
Pengertian
ontology……………………………………………………………………. 7
2.
Pengertian
filsafat naturalisme…………………………………………………… 8
3.
Perkembangan
sejarah naturalisme……………………………………………. 9
BAB IV PENUTUP
1.
Kesimpulan…………………………………………………………………………………
11
2.
Daftar
pustaka…………………………………………………………………………… 12
1.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
belakang masalah
Ontologi
merupakan salah satu kajian filsafat. Studi tersebut membahas keberadaan
sesuatu yang bersifat konkret.Ontologi membahas realitas atau suatu entitas
dengan apa adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran
suatu fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses
bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses
tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada
bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas.
Ilmu
merupakan kegiatan untuk mencari suatu pengetahuan dengan jalan melakukan
pengamatan atau pun penelitian, kemudian peneliti atau pengamat tersebut berusaha
membuat penjelasan mengenai hasil pengamatan atau penelitiannya tersebut.Dengan
demikian, ilmu merupakan suatu kegiatan yang sifatnya operasional.Jadi terdapat
runtut yang jelas dari mana suatu ilmu pengetahuan berasal.Karena sifat yang
operasional tersebut, ilmu pengetahuan tidak dapat menempatkan diri dengan
mengambil bagian dalam pengkajiannya. Maka dari pendahuluan ini kami akan
merumuskan masalah apa saja yang ada dalam penjelasan makalah ini.
2. Rumusan
masalah
1. Pengertian ontologi menurut para
tokoh-tokoh filsafat?
2. Pengertian filsafat naturalisme?
3. Bagaimana sejarah dan perkembangan
filsafat naturalime?
3. Tujuan
Diharapkan
kepada siapapun yang membaca makalah ini, dapat memahami tentang apa itu konsep
dasar ontology, sejarah, ontology, aliran-aliran
naturalisme, dan memahami tokoh-tokoh siapa saja yang ada di konsep ontology.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Sejarah
munculnya ontology
Istilah
ontology muncul sekitar pertengahan abad ke 17.Menurut akar kata yunani,
ontology berarti ‘teori mengenai ada yang berada’.Aristoteles, yang kemudian
disebut sebagai metafisika. Beberapa ahli filsafat mempunyai banyak pengertian
yang berbeda satu sama lain. ada beberapa hubungan yang hampir sama bahwa
ontology adalah ilmu tentang “yang ada” sebagai bagian cabang filsafat yang
sama. Baumgarten mendefinisikan ontology sebagai studi tentang
predikat-predikat yang paling umum atau abstrak dari semua hal pada
umumnya.Heideggermemahami ontology sebagai analasis konstitusi “yang ada dari
eksistensi”. Ontology menemukan keterbatansan eksistensi dan bertujuan menemukan
apa yang memungkinkan eksistensi. Ontology merupakan “ilmu pengetahuan”yang
paling universal dan paling menyeluruh.Ontology berupaya mencari inti yang
termuat dalam setiap kenyataan, dan menjelaskan yang ada meliputi semua
realitas dalam semua bentuknya. Ontology adalah teori atau pengetahuan tentang
wujud,tentang hakikat yang ada ontology tidak terlalu berdasar pada alam nyata
tetapi berdasar pada logika semata-mata yaitu :
a.
Objek formal ontology
Objek
formal ontology Adalah hakikat seluruh realitas Bagi pendekatan kuantitatif,
realitas tampil dalam kuantintas atau jumlah, telaahnya akan menjadi
kualitatif.
b.
Dasar ontology ilmu
Dasar
ontology ilmu berbicara tentang apakah yang ingin diketahui ilmu? Atau apa yang
bisa dirumuskan secara eksplisit yang menjadi bidang tentang ilmu ?berbeda
dengan agama atau bentuk pengetahuan yang lainnya, maka ilmu membatasi diri
hanya kepada kejadian yang bersifat empiris.
secara sederhana objek kajian ilmu ada dalam jangkauan pengalaman
manusia.
3.
c.
Metode dalam ontology menurut loren
bagus memperkenalkan 3 tingkatan abstraksi ontology, yaitu
1. abstraksi
fisik, yaitu menampilkan keseluruhan sifat khas suatu objek
2. abstraksi
bentuk yaitu mendeskripsikan sifat umum yang menjadi ciri semua yang sejenis.
3. dan
abstraksi metaphisik yaitu prinsip umum yang menjadi dasar dari semua realitas.
2.
Aliran-aliran
ontology
Dalam mengkaji
ontology, muncul beberapa pertanyaan yang melahirkan aliran-aliran dalam
filsafat.Dari masing-masing pertanyaan menimbulkan beberapa sudut pandang
mengenai ontology. Pertanyaan itu berupa : 1.
What is being?
Dalam memberikan jawaban masalah ini lahir 5
aliran dalam filsafat yaitu:
a. aliran
monoisme
aliran ini berpendapat bahwa yang ada itu
hanya satu, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber asal,
baik yang asal berupa materi atau pun berupa ruhani.Tidak ungkin ada hakikat masing-masing bebas dan
berdiri sendiri.
b. Materialisme
aliran ini menganggap bahwa sumber yang
asal itu adalah materi, bukan ruhani. Aliran ini sering juga disebut dengan
naturalisme.
c. idealisme
idealisme diambil dari kata “idea” yaitu
sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ni ditemui dalam ajaran plato (428-348SM)
dengan teori idenya.
4.
d. aliran
dualisme
aliran ini berpendapat bahwa benda
terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan
hakikat ruhani, benda dan roh, jasad dan spirit. Kedua macam itu masing-masing
bebas berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi.aliran ini ditemui oleh
Descartes (1596-1650M) yang dianggap sebagai bapak filsafat modern.
e. aliran
prularisme
aliran ini berpandangan bahwa berbagai
macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui
bahwa segenap macam bentuk itu semua nyata. Aliran ini ditemui oleh William
james (1842-1910M) yang mengemukakan bahwa tiada kebenaran yg mutlak yang
berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri, dan leper dari akal
yang mengenal.
f. aliran
nihilisme
nihilisme berasal dari bahas latin yang
berate nothing atau tidak ada. Istilah nihilsme diperkenalkan oleh ivan
turgeniev pada tahun 1862 dirusia. Aliran ini di temui oleh friedrich nietzche
(1844-1900M) dalam pandangan nya dunia terbuka untuk kebebasan dan kreatifitas
manusia.
g. aliran
agnotisisme
paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk
mengetahui hakikat benda baik hakikat materi maupun hakikat ruhani. Jadi,
agnotisisme adalah paham pengingkaran/penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengetahui
hakikat benda, baik materi maupun ruhani.
2.
How is being?
Apakah
yang ada itu sebagai sesuatu yang tetap, abadi atau berubah-ubah?Dalam hal ini,
zeno (490-430 SM) menyatakan bahwa sesuatu itu sebenarnya khayaan belaka.
Pendapat ini di bantah oleh Bergson dan russel. Seperti yang dikatakan oleh
Whitehead bahwa alam ini dinamis, bergerak, dan merupakan struktur peristiwa
yang mengalir secara kreativ.
5.
3 where is being?
Aliran ini berpendapat bahwa yang ada
itu berada dalam alam ide, adi kodrati,universal, tetap abadi, dan abstrak.
Sementara aliran materilisme berpendapat sebaliknya, bahwa yang ada itu
bersifat fisik, kodrati, individual, berubah-ubah, dan riil.
3.
Manfaat
mempelajari ontology
Ontology yang merupakan salah satu
kajian filsafat ilmu mempunyai beberapa manfaat, diantara nya sebagai berikut :
a. Membantu
untuk mengemnbangkan dan mengkritisi berbagai bangunan system pemikiran yang
ada .
b. Membantu
memecahkan masalah pola relasi antar berbagai eksisten dan esisensi
c. Bisa
mengekplorasi secara mendalam dan jauh pada berbagai ranah keilmuan maupun
masalah , baik sains hingga etika.
Ontology
merupakan salah satu diantara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang
kuno.Dalam ontology ditemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran aliran yang
berkembang di filsafat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ontology meliputi hakikat
kebenaran dan kenyataan yang sesuai dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak
terlepas dariperspektif filsafat tentang
apa dan bagaimana yang “ada” itu. Adapun monoisme, dualisme, pluralisme,
nihilism dan agnotititsme dengan berbagai nuansa nya, merupakan paham ontology
yang pada akhirnya menentukan pendapat serta keyakinan kita masing-masing
tentang apa dan bagaimana yang “ada” itu.
6.
BAB III
ANALISIS ONTOLOGI NATURALISME
1.
Pengertian Ontologi
Menurut bahasa, Ontologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu : On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu.
Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada.Sedangkan menurut istilah Ontologi
adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate
reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Ada beberapa pengertian
ontology menurut para tokoh filsafat diantaranya:
1.
Menurut Suriasumantri (1985),
Ontologi
membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu,
atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Telaah
ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan :
a) apakah obyek ilmu
yang akan ditelaah,
b) bagaimana wujud yang
hakiki dari obyek tersebut, dan
c) bagaimana hubungan
antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang
membuahkan pengetahuan.
2.
Menurut Soetriono & Hanafie (2007)
Ontologi
yaitu merupakan azas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang
menjadi obyek penelaahan (obyek ontologis atau obyek formal dari pengetahuan)
serta penafsiran tentang hakikat realita (metafisika) dari obyek ontologi atau
obyek formal tersebut dan dapat merupakan landasan ilmu yang menanyakan apa
yang dikaji oleh pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan alam kenyataan dan
keberadaan.
7.
3.
Menurut Pandangan The Liang Gie
Ontologi adalah bagian
dari filsafat dasar yang mengungkap makna dari sebuah eksistensi .
4.
Menurut Ensiklopedi Britannica ( yang juga diangkat dari konsepsi Aristoteles )
Ontologi
Yaitu teori atau studi tentang being / wujud seperti karakteristik dasar dari
seluruh realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika yaitu, studi filosofis
untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature) dari suatu benda untuk
menentukan arti , struktur dan prinsip benda tersebut. (Filosofi ini
didefinisikan oleh Aristoteles abad ke-4 SM)
Pengertian
paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang mencoba
mencari hakikat dari sesuatu.Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara
tersendiri menurut lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri.Pengertian
ontologi ini menjadi sangat beragam dan berubah sesuai dengan berjalannya
waktu.
Sebuah
ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep
terhadap representasi pengetahuan pada sebuah knowledge base. Sebuah ontologi
juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan
sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base”. Dengan demikian, ontologi merupakan
suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta
relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain
pengetahuan.Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang
sesuatu yang ada.
2.
Pengertian Filsafat Naturalisme
Filsafat
memiliki berbagai macam aliran seperti aliran rasionalisme, empirisme,
idealism, naturalism, dan sebagainya. Pada makalah ini akan difokuskan
pembahasan mengenai salah satu aliran filsafat yaitu aliran naturalisme.
8.
Naturalisme mempunyai
beberapa pengertian, Dari segi bahasa, Naturalisme berasal dari 2 kata, yaitu :
Natural : Alami
Isme : Paham
Sehingga,
aliran naturalisme dapat juga disebut sebagai Paham Alami.Maksudnya, bahwa
setiap manusia yang terlahir ke bumi ini pada dasarnya memiliki kecenderungan
atau pembawaan yang baik, dan tak ada seorangpun terlahir dengan pembawaan yang
buruk.
Naturalisme
merupakan teori yang menerima “nature” (alam) sebagai keseluruhan realitas.
Istilah “nature” telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, mulai
dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem total
dari fenomena ruang dan waktu. Natura adalah dunia yang diungkapkan kepada kita
oleh sains alam. Istilah naturalisme adalah kebalikan dari istilah
supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap alam dengan
adanya kekuatan yang ada (wujud) di atas atau di luar alam ( Harold H. Titus
e.al. 1984)
3. Sejarah dan Perkembangan Filsafat Naturalisme
Aristotalian-Thomistik.Naturalisme
lahir pada abad ke 17 dan mengalami perkembangan pada abad ke 18.Naturalisme
berkembang dengan cepat di bidang sains.Ia berpandangan bahwa “Learned heavily
on the knowledge reported by man’s sense”
Aliran ini dipelopori oleh
J.J Rosseau, filsuf Perancis yang hidup pada tahun 1712-1778.Rosseau
berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik.
Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan.
Pendidikan yang
diberikan orang dewasa, justru dapat merusak pembawaan baik anak itu,
sehingga aliran ini
sering disebut negativisme.
9.
Naturalisme memiliki
tiga prinsip tentang proses pembelajaran (M.Arifin dan Aminuddin R., 1992 : 9),
yaitu :
• Anak didik belajar melalui
pengalamannya sendiri. Kemudian terjadi interaksi antara pengalaman dengan
kemampuan pertumbuhan dan pengalaman di dalam dirinya secara alami.
• Pendidik hanya menyediakan lingkungan
belajar yang menyenangkan. Pendidik berperan sebagai fasilitator, menyediakan
lingkungan yang mampu mendorong keberanian anak ke arah pandangan yang positif
dan tanggap terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan sugesti dari
pendidik.Serta memberikan tanggung jawab belajar pada diri anak didik sendiri.
• Program pendidikan di sekolah harus
disesuaikan dengan minat dan bakat dengan menyediakan lingkungan belajar yang
beorientasi pada pola belajar anak didik.
Anak didik diberi kesemptan menciptalan lingkungan belajarnya sendiri
Dengan demikian, aliran
naturalisme menitik beratkan pada strategi pembelajaran yang bersifat
paedosentris, artinya, faktor kemampuan anak didik menjadi pusat kegiatan
proses belajar dan mengajar.
Secara definitif
naturalisme berasal dari kata “nature.”Kadang pendefinisian “nature” hanya
dalam makna dunia material saja, sesuatu selain fisik secara otomatis menjadi
“supranatural.”Tetapi dalam realita, alam terdiri dari alam material dan alam
spiritual, masing-masing dengan hukumnya sendiri.Salah satu ciri yang paling
menakjubkan dari alam semesta adalah keteraturan.Benak manusia sejak dulu
menangkap keteraturan ini.Terbit dan tenggelamnya matahari, peredaran
planet-planet dan susunan bintang-bintang yang bergeser teratur dari malam ke
malam sejak pertama kali manusia menyadari keberadaannya di dalam alam semesta,
hanya merupakan contoh-contoh sederhana.Ilmu pengetahuan itu sendiri hanya
menjadi mungkin karena keteraturan tersebut yang kemudian dibahasakan lewat
hukum-hukum matematika.Tugas ilmu pengetahuan umumnya dapat dikatakan sebagai
menelaah, mengkaji, dan menghubungkan semua keteraturan yang teramati.Ilmu
pengetahuan bertujuan menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa.Namun khusus
untuk kosmologi, pertanyaan ‘mengapa’ ini di titik tertentu mengalami kesulitan
yang luar biasa.
10.
Aliran filsafat
naturalisme didukung oleh tiga aliran besar yaitu realisme, empirisme dan
rasionalisme.Pada dasarnya, semua penganut naturalisme merupakan penganut
realisme, tetapi tidak semua penganut realisme merupakan penganut
naturalisme.Imam Barnadib menyebutkan bahwa realisme merupakan anak dari
naturalisme.Oleh sebab itu, banyak ide-ide pemikiran realisme sejalan dengan
naturalisme.Salah satunya adalah nilai estetis dan etis dapat diperoleh dari
alam, karena di alam tersedia kedua hal tersebut.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat merupakan pengetahuan tentang segala sesuatu
yang ada yang diperoleh dari ikhtiar secara radikal.Filsafat memiliki beberapa
aliran dan salah satunya adalah aliran naturalism aliran ini beranggapan bahwa
manusia lahir dengan pembawaan yang baik, aliran ini dicetusakan oleh J.J
Rosseau pada abad ke-17.Cara berfikir aliran ini yang abstrak menjadikan
peranan keluarga menjadi yang paling penting dalam membekali dan membimbing
seorang anak untuk menjadi lebih baik khususnya dalam dunia pendidikan. Tujuan
pendidikan menurut paham naturalisme adalah mengamankan kebutuhan hidup;
meningkatkan pengetahuan; memelihara hubungan sosial dan politik; menikmati
waktu luang; serta pemeliharaan diri;
11.
DAFTAR PUSTAKA
Bagus
Loren, Kamus Filsafat (Cet. III; Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Bakhtiar
Amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2006
Issawi
Charles, Filsafat Islam tentang Sejarah Cet. II; Jakarta: Tintamas, 1976
Jujun
S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta, 1996.
Kamaruddin,
Kamus Istilah Karya Ilmiah Cet. II; Jakarta: Bani Aksara, 2002
Kattsoff
Louis O, Pengantar Filsafat Cet. IX; Yogyakarta: Tiara wacana Yogya, 2004.
Madkour
Ibrahim, Fi-Alsafah al-Islamiyah diterjemahkan oleh Drs. Yudian Wahyudi Asmin
dengan judul Aliran dan Tiori Filsafat Islam Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara,
1995.
Muhadjir
Noeng, Filsafat Ilmu, Penerbit Rake Sarasin, Yogjakarta, 2001.
Nihayah
M. Filsafat Ilmu dari Yunani Kuno sampai Modrn Makassar: Berkah Utami, 2002
Nur
Ibrãhim Muhammad, Ilmu Mantiq Cet. V; Surabaya: Maktabah Sa’ad Ibnu Nãsyir
Nabhãn, t.th
Sri
Suprapto, ”Landasan Penelaah Ilmia” dalam Tim Penyusun Fakultas Filsafat UGM,
filsafat Ilmu Sebagai dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Cet. I; Yogyakarta,:
Intan Priwara, 1997.
Syam,
Mohammad Noor, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila Cet.
IV; Surabaya: Usaha Nasional, 1988.
Surajiyo,
Ilmu Filsafat Suatu Pengantar Cet. I; Jakarta; PT. Bumi Aksara, 2005.
12.
Komentar