Bunyi Konsonan Linguistik
B. Bunyi Konsonantis
a. Inventarisasi bunyi-bunyi konsonantis potensial.
Dalam data tuturan, ternyata tidak ditemukan
adanya bunyi-bunyi konsonan yang aspiratif sehingga masalah ini tidak akan
dibahas. Karena itu fokus inventarisasi adalah apakah bunyi konsonan tersebut
bersuara atau tidak dan bagaimana kemunculannya. Selanjutnya, bunyi-bunyi
konsonantis yang ditemukan dalam tata tuturan dapat dilihat dalam bagan berikut
ini;
Tabel 4.
Konsonan + Bersuara
Potensial
Oklusif
|
+ bersuara
|
[b], [d], [d ], [g]
|
- bersuara
|
[p],
[t], [t∫], [k]
|
|
Frikatif
|
+ bersuara
|
[j]
|
- bersuara
|
[s]
|
|
Nasal
|
[m],
[n], [ŋ], [ñ]
|
|
Lateral
|
[l]
|
|
Getar
|
[r]
|
|
Hampiran
|
w
|
Berdasarkan inventarisasi bunyi-bunyi
konsonantis potensial di atas, ditemukan bentuk-bentuk konsonan yang;
1.
berseri; misalnya [p,
b], [t, d], [k,g]
2.
tidak berseri;
misalnya [j], [s], [m], [n], [ŋ], [ñ], [w]
b. Deskripsi kondisi pemunculan bunyi konsonantis potensial
Pada analisis konsonantis terlihat bahwa bunyi bunyi
konsonan yang ada cenderung dipengaruhi bunyi-bunyi lain yang ada di
sekitarnya. Bunyi-bunyi yang dapat berdampingan dengan bunyi-bunyi konsonan ini
adalah bunyi vokal. Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa bunyi
vokal dalam Bahasa Bugis dapat muncul bertekanan ataupun tanpa tekanan.
+ tekanan
|
/i/ /u/
/ε/ /ə/ /o/
/a/
|
- tekanan
|
/i/ /u/
/ε/ /ə/ /o/
/a/
|
Kondisi pemunculan bunyi-bunyi konsonantis
juga berkaitn dengan penyebaran atau distribusinya. Berikut adalah deskripsi
penyebaran bunyi konsonantis berdasarkan penyebaran atau distribusinya.
1.
Posisi bunyi-bunyi
konsonantis dalam suku kata
Berdasarkan pola suku kata dan inventarisasi bunyi-bunyi
konsonantis potensial, dapat dikemukakan bahwa bunyi-bunyi konsonantis dalam
Bahasa Bugis dapat menduduki posisi:
a) Awal suku kata/pola KV
Bunyi-bunyi konsonantis dapat mengisi posisi awal suku kata
dengan mutlak.
Contoh : sibawa (01-07)
jatu (01-11)
manεŋ (04-07)
bolana (04-06)
ba’rεllε (02-04)
Namun bunyi konsonantis juga dapat mengisi posisi awal kalimat
dengan tidak mutlak.
Contoh : ‘putε (02-06)
rasana (04-05)
natiwiʔ (10-03)
mega (10-06)
ad εna (11-07)
b) Akhir suku kata/pola VK
Contoh : ’əppaʔ (11-06)
anre (01-08)
akko (03-08)
la’iŋŋε (01-03)
əŋka (06-02)
c) Awal dan akhir suku kata/Pola KVK
Contoh : nappa (01-01)
t∫εʔdεʔ (02-03)
ma’ponco? (08-01)
‘lokka (11-07)
mammuarε (14-06)
2.
Distribusi
bunyi-bunyi konsonantis dalam kata
Adapun distribusi konsonantis adalah sebagai berikut;
Konsonantis awal
kata tengah
kata akhir kata
[b] baʔwan sibawa -
[d] dεʔna t∫εʔdεʔ -
[d
] d
amasi pəʔdʒə -
[g] gollana mega -
[p] pura apaʔ -
[t] tau wət’tukku -
[t∫] ‘t∫εlla ma’t∫ənniŋ -
[k] ko ma’kεssiŋ -
[s] sijuləŋ nasu -
[j] jatu sijuləŋ -
[m] manre silama -
[n] natiwiʔ anrinna -
[ñ] - añ’ñaraŋŋε -
[ŋ] - maŋŋaŋaka ma’t∫ənniŋ
[l] laʔʔdεʔ bolana -
[r] riε?buʔ anrε -
[?] - laʔdεʔ matuʔ
[w] wət’tukku natiwiʔ -
Pada daftar ini, terlihat bahwa semua bunyi konsonan dapat
berada di tengah kata. Hampir semua bunyi konsonantis dapat mengawali suatu
kata, kecuali [ŋ] dan [ñ]. Yang dapat mengakhiri kalimat pun hanya bunyi
konsonan [ŋ] dan [?]. Bunyi [ñ] hanya dapat
muncul di tengah kata.
3.
Distribusi
bunyi-bunyi konsonantis potensial dan karakteristik umumnya
a) Oklusif
1) + bersuara[b-d-d –g]
Bunyi konsonan bersuara [b], [d], [dʒ], [g] merupakan bunyi
oklusif yang terdapat dalam Bahasa Bugis. Prilaku pemunculannya dapat dilihat
sebagai berikut;
[b]: ba’rεllε (02-04)
’makkε ʔbu (01-04)
[d]: dεʔna (03-01)
’tawwεdε (04-01)
[d ]: ’d
okka (07-04)
adʒaʔna (04-02)
[g]: gollana (14-01)
ma’gatti (13-08)
[?] : laʔdεʔ (08-02)
matuʔ (03-06)
Berdasarkan data yang ada terlihat bahwa ciri umum dari konsonan
oklusif bersuara adalah: Semua bunyi kecuali bunyi glottal dapat hadir pada
awal dan tengah kata, tetapi tidak di akhir kata. Bunyi glottal tidak dapat
hadir di awal kata secara mutlak ataupun tak mutlak, namun dapat hadir ditengah
kata dan diakhir kata. Konsonan oklusif bertekanan juga muncul pada tengah kata tak mutlak. Jadi tipe untuk
ciri-ciri umum ini adalah (-)K-, (-)’K-, dan –K.
2) - bersuara [p-t-t∫-k]
Bunyi konsonan - bersuara [p], [t], [t∫], [k] mempunyai
prilaku kemunculan sebagai berikut;
[p]
: polε (07-08)
ma’poncoʔ (08-01)
nappa (01-01)
[t]: wət’tukku (12-06)
‘tawwεdε (04-01)
[t∫]: ‘t∫εlla (02-08)
’mammεnt∫ai (11-07)
na't∫at∫t∫a (14-04)
[k]: ma’kεssiŋ (05-02)
akko (03-09)
Ciri umum dari konsonan dalam kelompok ini adalah: muncul pada
awal kata atau tengah, tetapi tidak diakhir kata. Dalam data terlihat bahwa
bunyi oklusif tak bersuara dapat mengawali dan mengakhiri suku kata sambil
membentuk geminasi dengan bunyi yang sama pada suku kata berikutnya. Konsonan
oklusif yang tak bersuara ini juga dapat hadir bertekanan pada tengah kata
tidak mutlak. Dengan begitu, ciri ini dapat ditipekan menjadi; (-)K-, (-)’K-
dan -K.
b) Frikatif
3) + bersuara[j]
Dalam data tuturan hanya ditemukan satu buah bunyi konsonantis
frikatif yang bersuara, yaitu bunyi [j] dengan kemunculan sebagai berikut;
[j]: jatu (01-11)
sijuləŋ (05-09)
Karena hanya ditemukan satu bunyi yang dapat digolongkan pada
kelompok ini, maka ciri bunyi [j] yang akan menjadi ciri kelompok. Bunyi ini
dapat muncul hanya pada awal dan tengah kata.Namun kemunculannya tidak
bertekanan. Bahkan, dicurigai bahwa bunyi [j] pada kata sijul∂ŋ
merupakan lingking antara bunyi vokal [i] dan [u]. Namun secara
umum, Jika ditipekan, ciri bunyinya akan menjadi; (-)K-.
4) - bersuara [s]
Sama seperti yang bersuara, dalam kategori ini hanya satu bunyi
yang ditemukan di dalam data tuturan. Pemunculan bunyi ini adalah sebagai
berikut;
[s]: ’bəssε ʔ (07-02)
silama (05-08)
na'sεŋəi (08-06)
Berdasarkan data, bunyi [s] dapat muncul di awal dan di tengah,
tetapi tidak diakhir kata sebagaimana sebagian besar konsonantis lainnya dalam
Bahasa Bugis. Namun, bunyi [s] dapat muncul di akhir suatu suku kata dan
membentuk geminasi dengan suku kata selanjutnya yang juga diawali bunyi [s].
Bunyi ini dapat muncul bertekanan. Dengan demikian bunyi ini dapat ditipekan
menjadi (-)’K-, (-)K-, dan -K
c) Nasal
Pada Bahasa Bugis ditemukan empat bunyi nasal, yaitu [m], [n],
[ŋ], dan [ñ]. Kemunculan keempat bunyi ini berbeda-beda;
[m]: ma’lεmmaʔ (03-02)
’mammεnt∫ai (11-08)
[n]: ma’nəŋŋi (06-03)
nanre (09-10)
wət’tunna (08-03)
[ñ]: añ’ñaraŋŋε (11-05)
ma’ñamεŋi (03-04)
[ŋ]: ma’kεssiŋ (05-02)
maŋŋaŋaka (11-01)
Bunyi [m] dan [n] dapat muncul pada awal kata dan tengah kata.
Kemunculannya juga ada yang bertekanan dan ada yang tidak. Namun bunyi
[ñ] dapat muncul ditengah
kata untuk mengakhiri dan mengawali suku kata untuk membentuk geminasi.
Kemunculan bunyi ini bertekanan. Adapun bunyi [ŋ] tidak dapat muncul diawal
kata, namun dapat mengawali suku kata ditengah suatu kata dan membentuk
geminasi. Selain itu, bunyi ini juga dapat mengakhiri suatu kata. Kemunculannya
ditengah untuk mengawali suku kata dan diakhir kata juga tidak bertekanan.
Berdasarkan deskripsi tersebut ciri yang ditunjukkan oleh bunyi-bunyi nasal
dapat ditipekan sebagai berikut; (-)’K-, (-)K-, dan –K
d) Lateral
Prilaku kemunculan bunyi lateral [l] pada Bahasa Bugis dapat
dilihat pada data berikut;
[l] : ba’rεllε (02-04)
atakka’lεta (05-03)
laʔdεʔ (08-02)
’lokka (12-07)
Berdasarkan data tuturan, bunyi [l] dapat muncul di awal kata
dan di tengah kata baik dengan tekanan maupun tidak. Bunyi ini juga dapat
menutup suku kata dan membentuk geminasi. Berdasarkan deskripsi ini, bunyi
lateral dalam Bahasa Bugis akan ditipekan menjadi; (-)’K-, (-)K-, dan –K
e) Getar
Bunyi konsonantis [r] merupakan bunyi getar yang terdapat dalam
Bahasa Bugis. Prilaku pemunculannya dalah sebagai berikut;
[r]: sil∂ssu’rεtta (06-07)
rasana (07-10)
ter’passa (10-02)
’kərra (14-07)
Ciri umum dari pemunculan bunyi ini adalah; muncul di awal dan
ditengah kata. Pemunculannya di awal mutlak tidak bertekanan, sedangkan
pemunculannya di tengah tidak mutlak bertekanan. Ditemukan juga satu bunyi [r]
yang muncul di akhir suku kata, meskipun buka di akhir kata. Sehingga tipe dari
bunyi konsonantis ini adalah (-)’K-, (-)K-, dan –K
f) Hampiran
Bunyi hampiran yang muncul dalam data tuturan hanya bunyi [w],
dengan kemunculan, sebagai berikut;
[w] : natiwi? (10-03)
wət’tunna (08-03)
sibawa (01-07)
‘tawwεdε (04-01)
Kemunculan bunyi ini terlihat pada suku kata
terbuka tidak mutlak dan tertutup mutlak dan
tidak mutlak. Seperti yang terlihat bahwa bunyi hampiran muncul di awal dan
tengah kata, tetapi tidak diakhir. Bunyi hampiran ini dapat menutup suku kata
dan membentuk geminasi. Selain itu, bunyi ini muncul pada suku kata yang tidak bertekanan sehinga tipe dari deskripsi ini adalah (-)K- dan -K
Dari semua uraian di atas, tabel deskriptif
bunyi konsonantis yang dilihat berdasarkan pemunculannya dalam lingkungannya
dapat dilihat dalam tabel berikut.
Komentar