Senjaku Bukan Senjamu
Senjaku Bukan Senjamu
By Ari Wibowo
Masihkah kau ingat?
Senja di pesisir Kalaki
memanggil kala kita menginjaki tepinya
Juga dinginnya simponi
hingga mentari kembali keperaduannya
Kau-pun menggigil dan
memelukku penuh manja
Masihkah kau ingat?
Bangku panjang tempat
kita saling merangkul
Pohon bakau yang sejuk
kala mentari menyengat
Juga deburan ombak yang
usil pengiring cinta kita
Seakan waktu menghentikan denyutnya
Kini hanya tinggal
kisah lama yang makin melayu
Senjaku bukan lagi senjamu
seperti dulu
Bekas langkah kita telah tersapu ombak mendesir
Perahu kertas mungkin
telah tenggelam bersama isinya
Seperti hati yang telah
hanyut dalam gerimis pipiku
Satu lagi terlukis
dalam lembaran cinta
Coretan kenangan
bercecer ke-segala nuansa
Kisah yang indah dalam
kesunyian anomi
Harum cinta yang
melekat dalam sepoi sunyi
Kini kuarungi detak
nadi dengan hampa
Berjalan dengan
kesendirian jiwa yang tertinggal
Lenyap sebilah hati yang pernah memekar
Gumpalan rindu yang
entah dimana akan tercurah
Samarinda, 1 September
2015
Komentar